Kompetisi industri fashion lokal semakin ketat dengan banyaknya brand baru yang bermunculan. Namun, Studio Tui, salah satu brand lokal kebanggaan Tanah Air, memilih strategi berbeda untuk tetap relevan, mengandalkan kekuatan komunitas, konten organik, hingga kolaborasi lintas sektor.
“Kami lebih percaya pada user-generated content. Tui Babes dengan sukarela mempromosikan koleksi kami di media sosial, karena mereka benar-benar menyukai produknya. Itu lebih genuine dan membangun koneksi yang nyata,” ujar Jos Acha, Owner Studio Tui, pada Jumat (19/09/2025).
Baca Juga: Rayakan Empat Tahun Perjalanan, Studio Tui Gelar 'Chapter Four'
Strategi ini dilengkapi dengan roadshow ke berbagai kota besar. Pada 2024, Studio Tui hadir di Surabaya, Makassar, dan Bandung, serta berencana melanjutkan ke Medan pada Oktober.
“Target kami lima kota besar di luar Jabodetabek tahun ini. Roadshow ini memberi kami kesempatan bertemu langsung dengan konsumen, mendengar cerita mereka, dan menjadikannya inspirasi baru,” tambah Jos.
Kolaborasi juga menjadi kunci dalam pengembangan bisnis. “Kami sering bekerja sama, misalnya dengan brand anak-anak, brand sepatu, atau bahkan produk lifestyle lain. Kolaborasi bukan hanya soal penjualan, tapi juga cara membangun jejaring dan memperbesar industri kreatif Indonesia bersama-sama,” ungkap Hani Kenisha, Founder Studio Tui.
Baca Juga: Modest Fashion Jadi Sorotan dalam Moscow Fashion Week
Selain itu, Studio Tui mulai melirik isu keberlanjutan. “Kami ingin pelan-pelan mengurangi limbah produksi. Aktivasi kecil seperti memanfaatkan kain perca menjadi bag charm adalah cara kami ikut mendukung sustainable fashion,” jelas Jos.
Baca Juga: Buttonscarves Hadirkan Sentuhan Visioner di Dubai Fashion Week
Dengan kombinasi strategi digital, roadshow, dan kolaborasi, Studio Tui menegaskan langkahnya untuk terus tumbuh tanpa kehilangan identitas di tengah persaingan industri fashion.