Nama Pramono Anung bukan sebuah nama asing di dunia perpolitikan Indonesia. Sejak 2015 silam politisi PDI Perjuangan itu mencapai puncak tertinggi dalam kariernya setelah didapuk menjadi Sekretaris Kabinet Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Sejak saat itu pula Pram sapaan Pramono Anung menjadi salah satu orang dekat Presiden Jokowi, ia menjadi orang istana yang posisinya tak pernah tergantikan sampai sekarang.
Bahkan saat hubungan Jokowi dengan PDI Perjuangan sedang panas dingin sejak Pilpres 2024 lalu, posisi Pramono yang adalah politisi aktif PDI tak pernah diutak atik.
Baca Juga: Kandidat Cagub PDI untuk Pilkada Jakarta Mengerucut, Ada Nama Pramono Anung dan Andika Perkasa
Nasibnya jauh lebih baik ketimbang politisi PDI lainnya yang duduk di pemerintahan, beberapa diantaranya kena depak setelah Jokowi kembali mereshuffle kabinet beberapa pekan lalu.
Sejak 2015, Pramono hanya berkutat dengan pekerjaan-pekerjaan di dalam istana saja, posisinya sampai sekarang tak pernah digeser-geser, hal ini secara tak langsung mengonfirmasi bahwa posisi ayah dua anak itu memang sangat penting di mata Jokowi. Rasanya tak berlebihan kalau publik menyebutnya sebagai anak emas presiden.
Karier politik Pramono Anung terbilang mulus, meski memulainya dari bawah tetapi laki-laki kelahiran 11 Juni 61 tahun yang lalu itu sukses menapaki satu demi satu anak tangga yang membuatnya sampai pada puncak kariernya yang sekarang ini.
Awal Karier Politik
Pramono Anung adalah salah satu dari segelintir politisi yang merintis kariernya dari bawah, sebelum merengkuh popularitas saat ini, ia hanya politikus biasa dengan jabatan yang juga biasa-bisa saja. Tak ada status atau jabatan politik mentereng yang melekat padanya.
1999 adalah tahun permulaan untuk karier politik Pramono Anung, start awal dimulai saat itu ia terpilih menjadi anggota DPR Dapil Jawa Timur dari PDI Perjuangan.
Selanjutnya keberuntungan selalu menyertai jalan kariernya, sejak saat itu ia selalu sukses di Pemilu Legislatif berikutnya, ia kembali terpilih menjadi anggota DPR dari dapil dan partai yang sama pada 2004, 2009 dan 2014.
Puncak tertingginya sebagai wakil rakyat adalah mengemban jabatan Wakil Ketua DPR dari PDI di periode 2009-2014. Karier politiknya di internal partai juga turut menanjak setelah capaian gemilangnya di beberapa Pemilu itu.
Pada 2000 ia diangkat sebagai wakil sekretaris PDI, lima tahun kemudian pemilik gelar doktor Ilmu Komunikasi Politik dari Universitas Padjajaran itu didapuk menjadi Sekjen PDI. Posisinya naik satu tingkat.
Dipercaya sebagai sekjen partai, Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta angkatan 1990-1992 itu tak membutuhkan waktu lama untuk membuktikan diri.
Tangan Pramono mampu menggerakan mesin partai dengan sangat maksimal, PDI meleset kencang di Pemilu 2009 yang membawa Megawati Soekarnoputri mendapatkan kursi presiden RI. PDI kembali berjaya.
Era Sebelum Terjun ke Politik
Kendati sekarang ini berstatus sebagai politisi tulen, tetapi Pramono Anung sebetulnya bukan politikus dari lahir, hal ini juga tidak terlepas dari latar belakang keluarga yang memang tak banyak berkecimpung di dunia politik Tanah Air.
Pramono Anung mula-mula memulai kariernya sebagai pegawai swasta di sejumlah perusahaan besar. Kariernya juga tak main-main, dia tercatat menjadi petinggi di sejumlah perusahaan raksasa dengan jabatan yang lumayan mentereng.
Baca Juga: Prabowo dan Jokowi Solid!
Pada 1988-1996 dia tercatat sebagai Direktur PT. Tanito Harum, Jakarta, dalam periode tersebut ia juga menjadi Direktur PT. Vietmindo Energitama, Vietnam.
Lalu pada 1996-1999 ia menjabat sebagai Komisaris PT. Yudhistira Hana Perkasa, di medio yang sama dia juga menjadi Komisaris PT. Mandira (Mandiri Hana Persada) dan Komisaris PT. Yudhistira Haka Perkasa, Jakarta.
Isu Maju Pilkada Jakarta 2024
Nama Pramono Anung kembali membetot perhatian publik dalam beberapa waktu belakangan ini, ia menjadi buah bibir masyarakat setelah disebut-sebut bakal diusung PDI Perjuangan ke Pilgub Jakarta 2024.
Isu pencalonan Ketua Himpunan Mahasiswa Tambang ITB, Bandung, 1985-1986 itu menyeruak di tengah santernya nama Anies Baswedan yang juga disebut-sebut sedang dilirik PDI Perjuangan. Kedua figur ini diisukan bakal diduetkan dengan Rano Karno.
Baca Juga: Megawati Segera Umumkan Duet Anies-Rano Karno untuk Pilgub Jakarta
Nama Pramono mendadak muncul setelah PDI disebut-sebut bakal mendeklarasikan dukungan untuk Anies Baswedan dan Rano Karno sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk Pilkada Jakarta.
Munculnya nama Pramono dibarengi dengan pembatalan deklarasi Anies-Rano Karno, dinamika ini bikin publik semakin bingung menebak langkah PDI di Pilkada Jakarta.
Yang lebih bikin bingung lagi, di internal PDI muncul klaim yang bikin masyarakat semakin bingung, ada kubu yang menyebut Megawati akan mengusung Anies-Rano Karno, tetapi ada pula yang mengklaim ibu ketua umum mengusung Pramono Anung-Rano Karno.