Selanjutnya, Ayoe Sutomo, M.Psi, selaku psikolog, mengungkapkan, Hari Perempuan Internasional ini pun dapat dijadikan momen untuk mendorong perempuan muda membuat keputusan yang tepat untuk masa depan dan kesehatan mentalnya, serta menyadari pentingnya peran lingkungan dan dukungan sosial.

“Perempuan juga harus memahami tantangan internal dan eksternal yang dihadapi sehingga kita bisa menjadi pribadi mandiri dan berdaya,” terang Ayoe.

Lebih jauh, Ayoe pun mengungkapkan sederet tantangan perempuan muda dalam mengejar mimpi. Salah satunya, kata dia, Menurut UN Women, 35% Perempuan muda saat ini terasa terhambat oleh norma sosial.

“Kemudian tantangan lainnya menurut WHO adalah 1 dari 3 Perempuan melaporkan stres terkait masa depan akademik dan karier. Dan Menurut data BPS tahun 2023, angka partisipasi sekolah menengah atas Perempuan Masih lebih rendah di beberapa wilayah dibanding laki-laki,” papar Ayoe.

Di kesempatan yang sama, Amira Kun Nadia, selaku perwakilan Aceh Miss Indonesia 2019, mengatakan bahwa saat ini keberadaan wanita tidak bisa dipandang sebelah mata saja.

Terlepas dari apapun profesi yang dikerjakan, kata Amira , baik itu menjadi Ibu rumah tangga atau pun sebagai wanita karir, setiap perempuan Indonesia memiliki peran ganda dan memiliki peranannya masing-masing yang sama pentingnya.

“Oleh karena itu sudah saatnya bagi kita untuk membuka mata, saling mendukung dan menginspirasi satu sama lain dengan apa yang kita lakukan,” terang Amira.

Amira pun meyakini, setiap perempuan itu pasti memiliki multi peran dalam keluarganya yang mana hal ini adalah hal yang mulia dan bukan hal mudah untuk dijalani. Seperti dirinya saat ini, sebagai ibu yang sekaligus berperan sebagai wanita karier. ia mengaku harus pintar membagi peran untuk anak dan peran istri untuk suaminya.

“Menurut saya, perempuan itu harus bisa merdeka apapun perannya, dan menjadi versi terbaik dalam arti yang positif” ungkapnya.

Sementara itu, Lily Rachmawati, selaku Corporate Planning Senior StaffPT Uni-Charm Indonesia Tbk, mengungkapkan bahwa sebagai perusahaan yang inklusif, Unicharm memberikan kesempatan bagi seluruh karyawan untuk berkembang, tanpa memandang gender. I

Ia pun mengatakan, dalam lingkungan kerja, Uni-Chram sangat suportif kepada para karyawan, terutama yang baru bergabung, mendapatkan bimbingan dari senior dan atasan mereka yang telah lebih dulu memiliki pengalaman di industri ini.

"Aku sebagai generasi Z merasa Unicharm ini sangat terbuka untuk semua karyawan ini mengembangkan kariernya, termasuk perempuan. Aku pribadi kalau di kantor juga dibimbing oleh seniorku, atasanku, yang usianya di atasku dan sudah bergabung lebih dulu dengan Unicharm," beber Lily.

Baca Juga: Uni-Charm dan YKPI Gelar Edukasi SADARI kepada Lebih dari 400 Siswi SMP & SMA di Jakarta