Sebagai Wisma Habibie & Ainun Family Ambassador, Passionate Homecook, Content Creator sekaligus pemilik Lady B Cooking Classchef, Putri Habibie tak hanya berbicara soal dapur dan resep masakan.
Ia juga aktif mendorong kesadaran tentang pentingnya pola makan sehat, integrasi pangan lokal, hingga peran konten digital dalam membentuk perilaku masyarakat, khususnya ibu dan keluarga muda di era digital.
Ketika ditanya tentang pengaruh tren global dan lokal terhadap cara pandangnya, Putri menegaskan bahwa keduanya memiliki peran besar dalam mengubah kebiasaan konsumsi masyarakat.
“Aku sih sendiri sangat berharap tren global yang sedang berjalan ini bisa membawa dampak positif. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, market kita sekarang nilainya melambung tinggi, terutama untuk food and nutrition. Tapi masih banyak pekerjaan rumah bagi kita,” ungkap Putri, saat menjadi panelis di acara diskusi 'The Future of Baby Food' yang digelar Accelerice Indonesia bersama Kalbe Nutritionals, di Wisma Habibie & Ainun, Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025)
Lebih jauh, Putri pun melihat semakin banyak orang yang ingin tahu lebih banyak tentang gizi, pola makan sehat, dan manfaat kesehatan itu sendiri.
“Kalau dulu orang hanya makan sayur seadanya, sekarang sudah mulai memikirkan gizi seimbang. Nah, ketika bicara tren lokal, pangan kita sebenarnya sangat kaya. Harapanku ada adaptasi dan integrasi antara tren global dengan potensi lokal. Sehat itu tidak selalu harus salmon atau produk impor. Ikan lokal atau bahan pangan yang tumbuh di halaman rumah pun bisa memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga,” jelasnya.
Peran Konten dalam Edukasi
Sebagai seorang chef sekaligus content creator, Putri menilai platform digital memberi ruang baru untuk menyebarkan edukasi kesehatan dan nutrisi.
“Aku senang banget dengan kehadiran platform-platform ini. Sekarang ada perubahan besar dalam cara orang menerima informasi. Kalau dulu masih terikat culture tertentu, sekarang yang disukai adalah sesuatu yang lebih relatable. Community is more loved,” tuturnya.
Putri juga menyoroti pergeseran kepercayaan publik dari figur besar atau KOL (Key Opinion Leader) ke KOC (Key Opinion Consumer) dan komunitas yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari.
“Konten yang relatable itu penting. Orang merasa lebih percaya kalau pain points-nya sama, anak susah makan, budget terbatas, tantangan sehari-hari. Dari situ trust terbangun, dan edukasi jadi lebih efektif. Konten yang awalnya scientific bisa dikemas menjadi life stories, everyday stories. Itu yang bikin konten sosial media bisa jadi hero untuk shaping trend,” ujarnya.
Menurut Putri, salah satu hal yang ia syukuri adalah fakta bahwa media digital kini bukan lagi panggung eksklusif milik selebriti.
“Yang aku suka sekali adalah sekarang bukan hanya selebriti yang bisa punya panggung. Kita bisa melihat kehidupan masyarakat secara umum, dan itu advantage besar untuk kita, para pelaku industri. Insight bisa diperoleh lebih mudah, konten bisa jadi jembatan langsung dengan market,” katanya.
Baca Juga: Future Food: Kolaborasi Inovasi Pangan untuk Generasi Sehat Indonesia
Bagi Putri, integrasi tren global dan lokal dalam pangan sehat serta pemanfaatan konten digital yang relatable adalah dua kunci untuk membawa perubahan nyata di masyarakat.
Lewat perannya sebagai chef, educator, dan content creator, ia berharap semakin banyak keluarga Indonesia sadar bahwa sehat itu bisa sederhana, dekat, dan sangat mungkin diwujudkan dari dapur sendiri.
Lebih lanjut, Putri pun melihat peran produk, platform, dan konsumen bukan hanya soal transaksi, melainkan bagian dari ekosistem yang menentukan masa depan generasi berikutnya. Menurut Putri, tujuan utama dari industri makanan dan nutrisi seharusnya tidak berhenti pada keuntungan semata.
“Tujuannya sebelum keuntungan adalah kemajuan Indonesia. Menurut aku, yang paling penting adalah memperkuat generasi ke depannya. Mereka harus sehat dulu sebelum bisa berkembang,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa produsen maupun platform digital punya tanggung jawab untuk menghadirkan inovasi sekaligus menjaga standar keamanan produk. Edukasi dan transparansi kepada konsumen menjadi hal yang tak bisa diabaikan.
“Tugas pembuat produk itu adalah inovasi, memberi standar safety, dan memastikan produk layak konsumsi. Sementara platform bisa jadi media edukasi sekaligus jembatan distribusi. Ketika konsumen ikut memberi feedback dan publicity, ekosistem ini bisa lebih kuat kalau semua tujuannya sama,” tambah Putri.
Media Sosial, Ruang untuk Menemukan Masalah Nyata
Putri juga melihat peran media sosial dalam mempercepat pemahaman produsen terhadap kebutuhan konsumen.
“Kadang sebagai produsen kita sulit menemukan point yang sesungguhnya. Sekarang, lewat social media, insight lebih mudah diakses. Itu yang bikin ekosistem bisa lebih jalan lurus menuju tujuan,” jelasnya.
Bagi Putri, keberadaan media sosial membuat produk bisa berkembang lebih cepat, karena masalah nyata di lapangan dapat langsung tersampaikan kepada pelaku industri.
Di akhir sesi, Putri pun lantas memberi pesan kepada para startup dan brand UMKM baru yang tengah tumbuh.
“Pesanku sederhana, story itu sangat penting dalam produk. Kalau mau menjual, jangan hanya menjual produk yang bagus, tapi juga ceritanya. Karena dengan story, pasar bisa lebih menerima dan terhubung,” katanya.
"Pasalnya, membangun bisnis bukan hanya soal angka, melainkan tentang menyampaikan nilai, tanggung jawab, dan cerita di balik produk yang akan membentuk generasi yang lebih sehat di masa depan," pungkas Putri.
Baca Juga: Kalbe Nutritionals Luncurkan Kampanye#WhereHOPEbegins