Kemudian, Retno juga mengingatkan bahwa representasi Indonesia di dunia bergantung pada kualitas manusianya.
“Indonesia itu dihargai. Tapi itu back again to the human itself. It’s how you represent Indonesia in the face of the world. Karena itu kita harus selalu ingat value kita apa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Retno pun memberikan pesan kepada generasi muda yang kini hidup di tengah dunia serba kompleks.
“Dunia semakin lama semakin kompleks. Nilai-nilai bisa dijungkirbalikkan. Kalau akar kita tidak kuat, kita akan mudah goyah. Karena itu, generasi muda harus punya akar yang dalam dan kokoh,” katanya.
Akar yang kuat, menurut Retno, akan melahirkan rasa percaya diri sekaligus menjaga integritas.
“Kalau kita pede, kita tidak mudah ditekan. Dengan percaya diri, kita bisa menjaga integritas. Dan bagi saya, integritas adalah segalanya,” ujarnya.
Lebih jauh, ia mengingatkan agar anak muda tidak terjebak dalam budaya instan serta tetap saling menopang.
“Kalau akar kita kokoh, jangan lupa bantu yang lain. Kita bukan pohon yang hidup sendiri, tapi bagian dari hutan yang saling menopang. Itulah karakter bangsa Indonesia,” tuturnya.
Menutup pesannya, Retno mengajak generasi muda untuk selalu eling atau sadar akan nilai, tradisi, dan jati diri.
“Kalau kita eling, kita tahu mana yang baik, mana yang buruk. Itu akar yang akan membuat kita tetap teguh, menjaga kebebasan, dan siap menghadapi tantangan,” pungkasnya.
Baca Juga: Makna ‘Kembali ke Akar’ Menurut Dirut PERURI Dwina Septiani Wijaya