Bagi generasi muda yang hidup di era serba instan, Dwina mengingatkan pentingnya keseimbangan antara tradisi dan inovasi.
Ia menekankan bahwa teknologi hanyalah alat, sementara keputusan yang benar tetap harus berpijak pada nilai.
“Generasi muda harus ingat, roots itu bukan beban, tapi fondasi. Dari situ kita bisa berdiri tegak menghadapi perubahan zaman. Kalau kita tahu dari mana kita berasal, kita tidak akan kehilangan arah,” kata Dwina.
Dwina juga menyoroti pentingnya kedaulatan data di era digital. Jika generasi muda hanya bergantung pada teknologi asing, ada risiko kehilangan kendali atas data bangsa.
Karena itu, ia mendorong anak muda Indonesia untuk percaya diri berkarya, berinovasi, dan menjadikan teknologi sebagai alat memperkuat kedaulatan, bukan melemahkannya.
“Kedaulatan data sama pentingnya dengan kedaulatan uang. Kalau semua aplikasi kita buatan luar, bagaimana kita bisa punya kedaulatan data? Itu sebabnya karya anak bangsa harus mendapat tempat utama,” tandasnya.
Baca Juga: Filosofi Akar dan Harmoni Alam dalam Pandangan Dirut PERURI Dwina Septiani Wijaya