Seni rupa terus mengalami perkembangan pesat seiring kemajuan teknologi. Perubahan ini terlihat tidak hanya dalam konsep seni itu sendiri, tetapi juga dalam desain dan ilustrasi yang semakin berkembang dan bersaing dengan industri-industri besar yang berbasis teknologi tinggi.

Ketua Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Danny Yuwanda, menegaskan bahwa perkembangan teknologi bukanlah ancaman bagi seni rupa, melainkan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan.

"Teknologi selalu maju setiap waktunya, sehingga kita harus terus belajar dan beradaptasi dengannya," ujarnya kepada Olenka beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Minta Prabowo Jamin Kebebasan Berekspresi, Seniman Garin Nugroho: Kalau Tidak, Maka Ada Perlawanan

Salah satu teknologi yang kini menjadi perhatian dalam dunia seni rupa adalah kecerdasan buatan (AI). Menurut Danny, AI dapat digunakan untuk menghasilkan ilustrasi atau desain yang menarik melalui narasi teks. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi bisa menjadi alat yang mendukung kreativitas seniman, bukan menggantikannya.

Selain dari segi teknis dan konsep, seni rupa juga memiliki potensi besar dalam industri bisnis. Danny menyampaikan bahwa meskipun masih ada pandangan konservatif yang menganggap seni rupa kurang menjanjikan secara finansial, kenyataannya hampir semua bisnis membutuhkan desain grafis atau ilustrasi untuk mendukung pemasaran dan branding mereka.

Baca Juga: The Apurva Kempinski Bali Gelar Pameran Seni Karya Diego Berel, Pelukis Berkebutuhan Khusus yang Bakatnya Diakui Internasional

"Seni rupa untuk industri bisnis sangat menjanjikan. Semua industri memerlukan desain atau ilustrasi untuk menunjang aspek visualnya," tambahnya.

Dengan perkembangan ini, para seniman diharapkan dapat lebih terbuka terhadap teknologi dan terus meningkatkan keterampilan mereka agar tetap relevan di industri kreatif yang semakin kompetitif.