Deforestasi atau kerusakan hutan menjadi salah satu isu yang menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa minggu terakhir ini. Isu itu mengemuka setelah penampakan ribuan gelondongan kayu yang terseret banjir pada bencana alam yang melanda Sumatra Barat, Sumatra Selatan Selatan dan Aceh beberapa waktu. 

Deforestasi karena pembalakan liar disinyalir menjadi biang kerok utama bencana alam yang merenggut ratusan bahkan seribuan jiwa itu. Pemerintah saat ini sedang berupaya mengungkap dugaan pembalakan liar tersebut. 

Baca Juga: Pemerintah Tak Butuh Bantuan Asing dalam Penanganan Bencana Sumatra

Kembali ke isu deforestasi. Berdasarkan Catatan  World Resources Institute (WRI) setidaknya ada 1o negara dengan status kerusakan hutan paling parah di dunia. Dari 10 negara itu, Indonesia menjadi salah satunya. Berikut daftar negara yang mengalami deforestasi paling besar di dunia:

1. Rusia

Rusia menjadi negara nomor satu dengan tingkat deforestasi paling tinggi di dunia, data WRI menunjukan negara tersebut kehilangan tutupan pohon sebesar 88,8 juta hektare sejak 2001 hingga 2024. Total tutupan pohon di rusia mencapai 761,2 juta hektare. Kendati kehilangan banyak tutupan pohon namun  perkiraan kehilangan permanen hanya 1 persen saja.

Adapun deforestasi di Rusia dipicu beberapa faktor, tetapi yang menjadi biang keroknya adalah kebakaran hutan di wilayah Boreal, yang menyumbang hampir tiga perempat dari total kerusakan, sementara sisanya berasal dari aktivitas penebangan.

2. Brasil

Berhasil berada di urutan ke dua dengan total kehilangan tutupan pohon sekitar 73,3 juta hektare pada periode 2001-2024 dari total awal 519,1 juta hektare. Parahnya 75% di antaranya diperkirakan menjadi kehilangan permanen. Adapun kerusakan hutan di negara ini dipicu ekspansi pertanian seperti pembukaan padang rumput dan lahan tanam.

3. Kanada

Total awal tutupan pohon di negara ini seluas  418,1 juta hektare, namun deforestasi merusak 62,6 juta hektare tutupan pohon pada 2001 hingga 2024. Meski demikian hanya 1 persen saja yang diperkirakan bakal hilang secara permanen. Kerusakan hutan di negara ini dipicu kebakaran ekstrem pada 2023 menyebabkan kehilangan tutupan pohon mencapai lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

4. Amerika Serikat (AS)

Amerika Serikat juga menjadi salah satu negara dengan laju tingkat deforestasi tertinggi di dunia, negara Paman Sam itu memiliki  278,3 juta hektare tutupan pohon, namun mereka kehilangan 49,3 juta hektare tutupan pohon pada 2001 hingga 2024 karena penebangan dan penggundulan hutan dengan 8 persen kerusakan permanen.

5. Indonesia

Baca Juga: Untuk Para Pejabat, Jangan Manfaatkan Bencana Sumatra dan Aceh demi Memperkaya Diri

Indonesia memiliki total tutupan pohon seluas 160,6 juta hektare pada tahun 2000, namun setahun setelahnya kerusakan hutan mulai terjadi, dari periode 2001 hingga 2024, Indonesia diperkirakan kehilangan 32 juta hektare tutupan pohon dengan 78 persen kerusakan diperkirakan permanen. Kerusakan hutan di Indonesia dipicu beberapa faktor seperti pembalakan liar, kebakaran hutan hingga fenomena El Nino.

6. Republik Demokratik Kongo

Republik Demokratik Kongo diperkirakan bakal kehilangan secara permanen tutupan pohon sebesar 46 persen, Total negara ini kehilangan sekitar 21 juta hektare tutupan pohon sejak 2001 hingga 2024 dari total awal 199,3 juta hektare. 

Kerusakan ini banyak disebabkan oleh praktik pertanian berpindah, pertumbuhan populasi, dan perpindahan penduduk akibat konflik. Selain itu, teknologi satelit yang semakin akurat sejak 2013 membuat kehilangan skala kecil lebih mudah terdeteksi.

7. China

China kehilangan 12,8 juta hektare tutupan pohon pada periode 2001-2024 dari total awal 162,8 juta hektare, dengan 17 persen kerusakan permanen.

Kehilangan ini terutama terkait penebangan, namun pemerintah telah melakukan reboisasi besar-besaran sejak akhir 1990-an sehingga tutupan pohon secara keseluruhan meningkat.

Meski begitu, peningkatan tersebut banyak berasal dari perkebunan monokultur, sementara hutan asli justru menurun.

8. Bolivia

Bolivia mengalami kehilangan tutupan pohon sebesar 9,8 juta hektare pada 2001-2024 dari total awal 64,6 juta hektare, dengan 58% kerusakan diperkirakan permanen.

Ekspansi pertanian dan peternakan sapi menjadi pendorong utama, diperparah oleh kebakaran besar yang terjadi pada 2004-2005, 2010, dan beberapa tahun terakhir. Pada 2024, kebakaran menyumbang hampir 60 persen dari total kehilangan.

9. Malaysia

Malaysia kehilangan 9,5 juta hektare tutupan pohon sejak 2001 hingga 2024 dari total awal 29,4 juta hektare, dengan 78 persen diperkirakan hilang permanen. Kerusakan terutama terjadi akibat produksi komoditas seperti kelapa sawit dan karet.

Lebih dari separuh kehilangan terjadi di perkebunan yang telah ada sebelumnya sebagai bagian dari rotasi tanaman, sementara sisanya disebabkan konversi hutan menjadi perkebunan industri dan penebangan intensif.

10. Australia

Australia mencatat kehilangan tutupan pohon sekitar 9,2 juta hektare dari 2001 hingga 2024 dari total awal 42,3 juta hektare, dengan 4 persen kerusakan diperkirakan permanen.

Kebakaran hutan dan penebangan menjadi penyebab utama, terutama kebakaran ekstrem pada 2019-2020. Meskipun hutan eukaliptus beradaptasi dengan siklus kebakaran, intensitas yang semakin besar dan kekeringan berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang.