Di tengah dinamika dunia bisnis dan sosial yang kian kompleks, nama Muhammad Hadi Nainggolan mencuat sebagai sosok pengusaha muda yang memadukan ketekunan, visi besar, dan komitmen sosial.
Pria kelahiran 25 April 1983 ini dikenal bukan hanya sebagai entrepreneur lintas sektor, tetapi juga sebagai figur penting di balik lahirnya generasi baru pelaku usaha pangan di Indonesia.
Dari bocah penjual kue di pelosok Aceh, kini M. Hadi Nainggolan menjelma menjadi pengusaha visioner sekaligus Ketua Satgas Pangan BPP HIPMI, yang aktif mendorong kolaborasi antara pengusaha muda, petani, dan pemerintah demi mewujudkan ekosistem pangan berkelanjutan.
Lantas, seperti apa perjalanan hidup dan kiprah sosok Hadi ini? Dikutip dari berbagai sumber, Senin (6/10/2025), berikut Olenka ulas profil singkatnya.
Masa Kecil Penuh Perjuangan
Dikutip dari Suara.com, perjalanan hidup Hadi tidak dimulai dari kemewahan. Ia dibesarkan di Desa Rimo, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, dari ayah berdarah Tapanuli Utara dan ibu asal Aceh Singkil.
Sejak usia sembilan tahun, Hadi kecil sudah berkeliling kampung menjajakan kue sepulang sekolah untuk membantu sang ibu.
“Karena keterbatasan ekonomi ini, rutinitas ini saya tempuh setiap hari sehabis salat Subuh. Sepulang sekolah, saya jualan lagi, jual es dalam termos,” kenangnya dalam wawancara bersama Suara.com (6/4/2016).
Ketika sang ayah jatuh sakit hingga meninggal dunia saat ia masih duduk di bangku kelas 6 SD, tanggung jawab keluarga pun berpindah ke pundaknya.
“Pengalaman hidup saya waktu kecil seharusnya diisi bermain. Tapi seperti ini takdir hidup saya, dan justru ini membuat saya mandiri,” ujarnya.
Pendidikan dan Awal Kiprah Bisnis
Usai menamatkan pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah, Hadi melanjutkan studi di Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Medan.
Semasa kuliah, ia aktif di berbagai organisasi mahasiswa seperti HMI, BEM, BAM, UKDM, dan KAMMI, membentuk karakter kepemimpinan dan kepedulian sosialnya sejak dini.
Dikutip dari Tribunnews, sambil kuliah, Hadi membuka usaha desain grafis dan percetakan, bahkan sempat memiliki properti dan kendaraan dari hasil kerja kerasnya. Namun, seperti banyak pengusaha muda lainnya, ia pun mengalami jatuh bangun.
Pada 2011, ia memutuskan untuk meninggalkan Medan dan merantau ke Surabaya dan Banjarmasin, menekuni bisnis batubara bersama mitra asal Singapura. Namun, ketika harga komoditas tersebut jatuh, ia menyadari perlunya membangun bisnis yang lebih berkelanjutan.
“Dari situ saya berpikir bahwa kita harus merancang bisnis yang lebih bisa bertahan lama,” tuturnya.
Baca Juga: Mengenal Sosok Mardjoeki Atmadiredja, Sosok Penting di Balik TOTO Indonesia
Membangun Ekosistem Bisnis dan Kreatif
Awal tahun 2013 menjadi titik balik. Dikutip dari Tribunnews, Hadi diketahui hijrah ke Jakarta dan mendirikan beberapa kelompok usaha strategis, diantara Daun Agro Group, yang berfokus pada perdagangan kelapa kopra dan konsultasi perkebunan.
Lalu, Langit Digital Group, holding yang menaungi PT Langit Trans Digital, PT Langit Taktix Digital, dan PT Langit Medika Solusindo, yang bergerak di bidang teknologi, e-commerce, digital marketing, dan agensi periklanan.
Serta, Graha Inspirasi, yang ia dirikan bersama Riwandari Juniasti pada tahun 2014, sebagai wujud impiannya membangun creative hub bagi para pelaku usaha muda dan komunitas kreatif.
Dikutip dari profil LinkedIn pribadinya,Graha Inspirasi sendiri menaungi tiga Perusahaan, yaitu PT Graha Inspirasi Indonesia, PT Inspirasi Muda Indonesia, dan PT Wahana Inspirasi Indonesia, yang menyediakan layanan coworking space, virtual office, konsultasi bisnis, legalitas usaha, hingga pelatihan entrepreneur.
Dari HIPMI ke Satgas Pangan
Hadi bukan hanya seorang pengusaha, tetapi juga pemikir kebijakan dan penggerak organisasi. Ia pernah menggagas HIPMI Agropreneur, sebuah inisiatif yang mendorong lahirnya generasi baru pelaku usaha di sektor pangan.
Sebagai Ketua Satgas Pangan BPP HIPMI, ia merancang berbagai program strategis, antara lain pendampingan UMKM pangan, optimalisasi distribusi komoditas strategis, dan pemanfaatan teknologi digital untuk pemantauan harga serta stok secara real time.
Ia juga mengusulkan agar program konsesi lahan 10 juta hektare dari pemerintah diprioritaskan bagi pengusaha muda.
“Langkah ini penting untuk mencetak regenerasi ekonomi, mengurangi ketimpangan penguasaan lahan, dan mewujudkan swasembada pangan,” tegasnya.
BPP HIPMI sendiri menargetkan agar Satgas Pangan menjadi penggerak kolaborasi antara pengusaha muda, petani, dan pemerintah, sehingga terbentuk ekosistem pangan yang produktif, merata, dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.
Kiprah Sosial dan Kepemimpinan
Masih dikutip dari profil LinkedIn pribadinya, selain di HIPMI, Hadi aktif di berbagai organisasi lain, antara lain Co-Founder Komunitas Memberi, Local President JCI Jakarta (2016), Sekretaris Jenderal PERJAKBI, Wakil Sekretaris Jenderal DPP BKPRMI, serta Sekretaris Forum Dialog BPP HIPMI.
Keterlibatan Hadi lintas organisasi ini menunjukkan kepeduliannya terhadap pembangunan sosial dan kolaborasi lintas sektor.
Kehidupan Pribadi dan Visi Hidup
Kemudian, dikutip dari akun Instagram pribadinya, Hadi diketahui menikah dengan Wanita bernama Eka Rafiqoh, dan dikaruniai lima anak, yaitu Hawra, Langit, Tsurayya, Puan, dan Fawwaz. Keluarga, bagi Hadi, adalah sumber energi dan alasan utama ia terus berjuang.
Dikutip dari Suara, Hadi pun tak segan berbagi mimpi besarnya.
“Saya bermimpi punya 50.000 orang karyawan saat memasuki usia 40 tahun. Bayangkan jika satu orang karyawan bisa menghidupi tiga orang, artinya saya bisa berkontribusi nyata membantu 150.000 orang di negeri ini,” tandasnya.
Bagi Hadi sendiri, kunci keberhasilan bukan semata pada ide besar, tetapi pada kemampuan untuk mengeksekusi dan berkolaborasi.
Prinsipnya sederhana, namun kuat, yakni “Apa yang bisa dipikirkan, pasti bisa dikerjakan”.
Baca Juga: Profil Rosan Roeslani: Pengusaha Sukses dan Diplomat yang Kini Pimpin BPI Danantara