Di balik lembutnya desain pakaian dari brand modest fashion Kami., terdapat kisah tentang keberanian, intuisi, dan kekuatan kolaborasi. Sosok di balik merek yang kini dikenal luas di Indonesia dan mancanegara itu adalah Istafiana Candarini, seorang perempuan dengan latar belakang yang jauh dari dunia mode.
Dari dunia kehutanan hingga fashion show di New York, langkah perempuan yang akrab disapa Irin tersebut menjadi bukti bahwa keberhasilan di dunia kerja tak hanya diukur dari latar pendidikan atau pekerjaan awal saja.
Baca Juga: Daftar 12 Clothing Brand Legendaris yang Menjadi Ikon Fashion Indonesia
Perjalanannya dimulai dari titik yang sama sekali tidak berkaitan dengan dunia fesyen. Irin adalah lulusan Fakultas Kehutanan IPB (Institut Pertanian Bogor), sebuah jurusan yang mengantarkannya ke dunia tambang. Namun, dari sinilah cerita transformasi dimulai.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sosok Irin, mulai dari latar belakangnya hingga perjalanannya mendirikan brand fesyen Kami., simak artikel berikut ini:
Latar Belakang
Setelah menamatkan studi di Fakultas Kehutanan IPB, Irin sempat bekerja di perusahaan tambang nikel PT Vale Indonesia di Sorowako, Sulawesi Selatan. Ia menjalani kehidupan yang jauh dari keluarga dan berada dalam lingkungan yang sangat maskulin, serba teknis, dan tertutup dari dinamika sosial yang biasa ia temui. Meski banyak belajar tentang disiplin dan ketahanan mental, batin Irin merasa tidak terhubung dengan pekerjaan itu.
Satu tahun lebih menjalani rutinitas sebagai pegawai tambang, Irin mulai menyadari bahwa kehidupannya mulai jauh dari kreativitas. Ia pun mengambil keputusan besar untuk meninggalkan pekerjaan yang secara finansial menjanjikan tersebut.
Baca Juga: 15 Sosok Perempuan Inspiratif di Balik Brand Modest Fashion Lokal
Demi menjalani pekerjaan sesuai passionnya, yakni di dunia kreatif, Irin mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Kepulangannya ke Jakarta membuka babak baru. Ia mulai bereksperimen dengan membuat aksesori handmade, seperti kalung dan scarf, yang ia jual melalui platform digital dan bazar.
Meskipun belum memikirkan bisnis secara serius, minat konsumen terhadap karyanya mendorong Irin untuk melihat potensi lebih besar. Dari titik inilah, lahir ide untuk membangun brand fesyen yang bukan hanya menjual produk, tetapi juga menyampaikan nilai dan cerita.
Kehidupan Pribadi
Istafiana Candarini lahir dan tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan dan nilai spiritual. Hubungannya dengan sang adik, Afina Candarini, sangat dekat. Tak hanya ikatan darah, Irin dan sang adik juga terjalin menjadi kemitraan bisnis saat keduanya membangun Kami. Bersama sahabat mereka, Nadya Karina, ketiganya menjalankan Kami. sebagai tim yang solid, saling melengkapi, dan berbagi peran.
Di balik keberhasilan profesionalnya, Irin juga menjalankan peran sebagai seorang istri dan ibu dari tiga orang anak. Ia menganggap keluarga sebagai pilar utama yang memberikan kekuatan dalam setiap langkahnya.
Baca Juga: Hidah Pratama Fashion Hadirkan Koleksi Bunga sebagai Simbol Kekuatan Perempuan
Bagi Irin, menjadi ibu bukan penghalang untuk berkarya, melainkan sumber inspirasi dalam menciptakan produk yang relevan dengan perempuan modern yang menjalani banyak peran.
Menjaga keseimbangan antara rumah tangga dan dunia kerja tentu bukan perkara mudah. Namun, Irin percaya bahwa kunci keberhasilan adalah pengelolaan waktu dan komunikasi yang sehat dengan pasangan serta tim kerja. Ia pun menciptakan lingkungan kerja yang ramah terhadap ibu bekerja, mencerminkan nilai-nilai inklusif dan humanis yang diyakininya.
Perjalanan Mendirikan Brand Kami.
Brand Kami. resmi didirikan pada tahun 2012. Dimulai dari rumah, Irin, Nadya, dan Afina membangun bisnis ini dari bawah tanpa pengalaman fesyen formal. Modal mereka adalah kreativitas, keberanian, dan visi untuk menghadirkan modest fashion yang elegan, modern, dan sarat makna. Koleksi awal mereka adalah scarf dengan motif handmade yang kemudian berkembang menjadi lini pakaian lengkap.
Baca Juga: Mengenal Vastra: Dari Sebuah Ide hingga Jadi Brand Modest Fashion
Nama brand “Kami.” juga mencerminkan filosofi pribadi ketiganya. Dalam bahasa Jepang, “Kami” berarti Tuhan, sebuah representasi bahwa setiap karya yang diciptakan mengandung niat baik dan refleksi spiritual. Mereka ingin setiap busana yang diproduksi mengandung nilai, yakni menghormati tubuh, mengangkat budaya lokal, dan menumbuhkan rasa percaya diri pada pemakainya.
Butik pertama Kami. dibuka di Kemang, Jakarta, pada tahun 2015. Sejak itu, pertumbuhan Kami. melesat pesat. Kini, Kami. telah memiliki lebih dari 25 toko di berbagai kota di Indonesia, serta jaringan reseller dan distribusi digital yang kuat. Salah satu kekuatan Kami. adalah kemampuannya membangun komunitas loyal bernama #KamiPeople, yang merasa terhubung secara emosional dengan brand ini.
Irin sebagai Direktur Kreatif memainkan peran penting dalam menjaga kualitas artistik dan keotentikan brand. Ia kerap berkolaborasi dengan seniman lokal untuk menciptakan koleksi yang unik dan mencerminkan identitas budaya Indonesia. Tiap motif, warna, dan potongan pakaian dipikirkan dengan cermat agar tidak hanya indah dipandang, tetapi juga menyampaikan pesan.
Baca Juga: Cerita Taza, Brand Modest Fashion Syar’i dengan Sentuhan Gaya Eropa dan Bahan Eco-Friendly
Ketika pandemi COVID-19 melanda dan banyak pelaku usaha fesyen terdampak, Kami. justru memperkuat eksistensinya lewat transformasi digital. Mereka menghadirkan sesi live shopping, storytelling visual, dan kampanye yang menekankan empati dan kedekatan emosional. Strategi ini berhasil mempertahankan pertumbuhan brand di tengah krisis global dan bahkan memperluas basis konsumennya.