Kudapan ‘Eatlah’ mungkin sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta. Perpaduan nasi hangat, telur mata sapi, serta ayam goreng renyah yang dibalut saus telur asin khas membuat hidangan ini menjadi favorit, terutama saat jam makan siang.

Di balik kesuksesan ‘Eatlah’, ada sosok Charina Prinandita, perempuan yang berhasil membangun bisnis kuliner ini dari nol. Berawal dari kerinduannya akan masakan nusantara saat berkarier di luar negeri, Charina pun merintis ‘Eatlah’ yang kini dikenal luas dan diperhitungkan di industri kuliner Tanah Air. 

Siapa sosok Charina Prinandita dan bagaimana perjalanannya mengubah kerinduan menjadi bisnis kuliner yang diminati banyak orang? Berikut ini disajikan sejumlah informasi terkait seperti Olenka kutip dari pelbagai sumber, Senin (10/3/2025).

Profil dan Latar Pendidikan

Charina Prinandita, atau yang akrab disapa Charina, lahir pada 1 Februari 1988. Menilik dari laman LinkedIn resminya, Charina sudah mulai menempuh pendidikan di luar negeri sejak duduk di bangku SMA 

Charina menempuh pendidikan menengah atas di Australian International School Singapore pada 2005 hingga 2008, dengan fokus pada bidang bisnis, ekonomi, matematika tingkat lanjut, bahasa Mandarin, dan bahasa Inggris. 

Setelah itu, ia melanjutkan studi di Raffles Design Institute, mengambil program Bachelor of Design dengan jurusan Fashion Marketing and Management, yang ia selesaikan pada tahun 2011.

Baca Juga: Mengenal Sosok Womenpreneur dan Perjalanan Bisnis Cynthia Tenggara

Semasa menempuh pendidikan, Charina Prinandita tampak aktif mengembangkan keterampilannya dengan bekerja di berbagai perusahaan sebagai karyawan magang dan freelancer. Pengalamannya yang beragam ini ia cantumkan dalam laman LinkedIn miliknya.

Pada tahun 2006, Charina menjalani magang sebagai Accounting Intern di University of New South Wales. Kemudian, di tahun 2010, ia bekerja sebagai Relief Assistant Teacher di Australian International School Singapore, tempat ia juga pernah menempuh pendidikan.

Masih di tahun yang sama, Charina mulai terjun ke dunia fashion sebagai Freelance Fashion Stylist untuk Jumius Wong selama 10 bulan. Dalam peran ini, ia bertanggung jawab atas pencarian busana, persiapan pemotretan, serta tugas-tugas backstage dalam berbagai acara mode.

Setelahnya, di tahun 2011, Charina bergabung sebagai Marketing Intern di Reebonz Pte Ltd, di mana ia membantu eksekutif pemasaran dalam menjalin kerja sama dengan mitra potensial serta mengeksekusi berbagai kampanye pemasaran.

Awal Perjalanan Karier

Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat tingginya, Charina tak langsung terjun menjadi pebisnis di bidang kuliner. Sebelum mendirikan Eatlah, Charina sempat menjadi Marketing Executive di perusahaan retail barang mewah di Singapura, Reebonz Pte Ltd, selama dua tahun.

Pengalaman menempuh pendidikan dan berkarier di Singapura menjadi titik awal bagi Charina Prinandita untuk merintis bisnis kuliner. Dalam berbagai sumber, disebutkan bahwa ide mendirikan Eatlah berawal dari kerinduannya terhadap cita rasa masakan nusantara selama tinggal di Negeri Singa.

Suatu ketika, Charina bersama Riesky Vernandes dan Michael Chrisyanto, yang juga pendiri Eatlah, tengah menyantap salted egg chicken — hidangan berbasis telur asin yang populer di Singapura. Mereka pun menyadari bahwa cita rasa hidangan ini cocok dengan selera orang Indonesia.

Berangkat dari ketertarikan tersebut, ketiganya mulai bereksperimen menciptakan versi salted-egg chicken mereka sendiri. Dengan mengombinasikan ayam goreng renyah, telur mata sapi, dan nasi hangat, mereka berhasil meracik hidangan khas yang kini menjadi ikon Eatlah.

Merintis Kudapan ‘Eatlah’

Sepulang dari Singapura, Charina, Riesky, dan Michael membawa ide tersebut ke Indonesia dengan harapan bisa mengembangkan potensi dari hidangan berbasis salted egg. Dari situlah lahir menu Salted Egg Chicken Rice, yang kini menjadi andalan Eatlah.

Namun, mendirikan Eatlah bukanlah perjalanan yang mudah, terutama bagi Charina. Bermodal pinjaman dari orang tua sebesar Rp15 juta hingga Rp45 juta, ia bersama kedua rekannya mulai merintis bisnis ini. Mereka mengawalinya dengan mencari cita rasa terbaik yang akan menjadi ciri khas produk mereka sebelum dipasarkan ke masyarakat.

Modal tersebut juga mereka gunakan untuk membuka gerai pertama di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta. Pada awal penjualan, Eatlah hanya mampu menjual sekitar 20 box per hari. Namun, berkat cita rasanya yang unik dan disukai pelanggan, gerai mereka mulai ramai dikunjungi.

Pada tahun 2016, Charina dan kedua rekannya resmi mendirikan Eatlah dan mulai memperkenalkan menu salted-egg chicken ke pasar yang lebih luas. Mereka mengusung konsep comfortable fast food, yakni gerai makanan cepat saji dengan menu yang tetap nyaman di lidah orang Indonesia.

Baca Juga: Dari Hobi Jadi Bisnis, Inilah Sosok Desiree Tarigan dengan Perjalanan Bisnis Merintis Mamitoko 

Hal tersebut, seperti yang disampaikan Charina dalam wawancaranya dengan Forbes Indonesia, menjadi kunci keberhasilan Eatlah dalam menghadirkan pengalaman bersantap yang lezat dan mudah dinikmati.

Delapan tahun beroperasi, Charina dan kedua rekannya berhasil melebarkan sapa Eatlah hingga memiliki lebih dari 22 cabang di Indonesia. Ke depannya, Charina memiliki visi yang lebih besar, yakni membawa Eatlah menjadi fast food lokal yang tidak hanya sukses di dalam negeri, tetapi juga mampu menembus pasar internasional.

Masuk Daftar Forbes 30 Under 30 Asia

Kesuksesan Charina dalam merintis Eatlah bukan hanya membuatnya memiliki omset hingga milyaran rupiah, tetapi juga membawanya meraih pengakuan di tingkat internasional.

Pada tahun 2021, ia berhasil masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia untuk kategori The Arts. Tak hanya Charina, ada dua perempuan Indonesia lainnya yang juga masuk dalam daftar bergengsi ini, yaitu Kathleen Godoutomo dan Liana Gonta Widjaja.

Forbes 30 Under 30 Asia sendiri merupakan daftar yang menghimpun anak-anak muda berprestasi yang berhasil menciptakan inovasi bisnis di berbagai bidang, termasuk kuliner, fashion, hingga seni.

Itu dia sosok dan perjalanan karier Charina Prinandita, semoga menginspirasi ya!