Memasuki kuartal kedua tahun 2025, Living Lab Ventures (LLV) mengaku masih menyimpan optimisme terkait pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Mereka pun akan membidik sejumlah startup potensial, terutama di bidang healthcare dan manufaktur.
Mulyawan Gani, CEO of Digital Business, Sinar Mas Land, menerangkan, sebagai bagian dari Sinar Mas Group, LLV juga berperan dalam membangun kota yang dioperasikan oleh Sinar Mas. Apalagi, dalam kawasan BSD terdapat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan fokus pada bidang Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional.
Baca Juga: Kemitraan Living Lab Ventures (LLV)-Perusahaan Jepang Siap Buka Klinik Baru di KEK ETKI Banten
"Kami bukan hanya real estate developer, melainkan city builder. Dalam membangun sebuah kota, dibutuhkan minimal dua hal, yakni inovasi agar relevan dengan kebutuhan masyarakat serta aktivitas bisnis sehingga membuka potensi investasi untuk mengembangkan ekonomi," ujarnya di Jakarta, Kamis (23/5/2025).
Bayu Seto, Partner, Living Lab Venture (LLV) mengakui adanya penurunan pendanaan di awal tahun ini. Apalagi, ekonomi Indonesia pada kuartal pertama hanya di angka 4,87% yoy, di bawah pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 5,11% yoy. Namun, LLV tetap melihat potensi di beberapa sektor, melingkupi manufacture, alternative manufacture, agritech, healthcare, dan clean tech.
"Sejalan dengan pengembangan KEK BSD, kami akan fokus pada sektor healthcare. Sementara untuk manufaktur, meski ada kebijakan tarif Trump yang menjadi tantangan, kami tetap melihat potensi pertumbuhan di Kota Deltamas sebagai kota industri. Salah satu portofolio kami di industri manufaktur adalah Imajin," jelas Bayu.
"Living Life Ventures tetap agresif dalam hal investasi atau kerja sama strategis, terutama di 2 sektor: healthcare dan manufacturing. Dengan adanya special economic zone di BSDC, Living Life Ventures tetap berkomitmen menjadi katalis atau in-and-out untuk BSD menjadi global hub," pungkasnya.