Nama politikus Partai Gerindra Andra Soni bukan sebuah nama baru di kancah politik Tanah Air, meski namanya tak sementereng nama-nama politikus senior Gerindra lainnya, namun Andra Soni amat tersohor di Banten. Maklum ia adalah ketua DPRD sekaligus ketua DPD Gerindra Banten.
Andra Soni sudah didaulat menjadi calon gubernur Banten di Pilkada 2024. Ia berpasangan dengan Dimyati Natakusumah.
Keduanya mendapat sokongan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Sebuah koalisi super jumbo yang berasal dari partai-partai pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca Juga: Risma Mundur dari Mensos, Segini Sisa Menteri dari PDI Perjuangan di Kabinet Jokowi
Di balik kariernya yang moncer, pria Kelahiran 12 Agustus di Sumatera Barat 48 tahun silam itu punya perjalanan hidup yang sangat sulit untuk dilalui. Seperti dilansir akun Youtube Energi Disway, Andra Soni bercerita jika dirinya bukan berasal dari keluarga yang serba kekurangan materi.
Ibu bapaknya adalah sepasang petani dengan pendapatan bulanan yang tak menentu dengan beban lima anak di pundak mereka.
Kondisi sulit ini pula memaksa orang tua Andra Soni beberapa kali gonta ganti profesi, dari petani mereka mencoba peruntungan menjadi kuli bangunan, namun pendapatan dari profesi baru ini tak bisa menopang kebutuhan keluarga yang lumayan besar itu.
Singkat cerita orang tua Andra Soni memutuskan berangkat ke Malaysia secara ilegal untuk mencari kerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Di negeri Jiran orang tua Andra Soni bekerja sebagai buruh tani di perkebunan sawit.
Putus Sekolah Karena Biaya
Menjadi perantau di Malaysia kondisi perekonomian keluarga Andra Soni tak banyak mengalami perubahan, pendapatan yang pas-pasan cukup untuk biaya hidup sehari-hari.
Meski terhimpit masalah ekonomi, namun beruntungnya orang tua Andra Soni mulai melek pendidikan. Andra Soni bersama lima saudaranya akhirnya masuk sekolah dasar di Malaysia.
Tetapi sayang pendidikan Andra Soni harus terhenti setelah lulus Sekolah Dasar. Ia tak bisa lanjut ke jenjang berikut karena masalah yang sama. Lagi-lagi perkara ekonomi datang sebagai penghambat.
Cita-cita indah yang sudah terangkai di benaknya dikubur dalam-dalam. Masalahnya semakin rumit karena dokumen keluarga Andra Soni tak lengkap, hal ini yang membuat kakaknya juga tak bisa lanjut pendidikan ke jenjang SMP.
Kembali ke Tanah Air
Setelah menjadi anak putus sekolah di usia yang sangat muda, Andra Soni dan abangnya memuaskan pulang ke Tanah Air.
Baca Juga: Prabowo ke Jokowi: Kalau Bapak Dicubit yang Rasakan Seluruh Partai Gerindra
Tetapi mereka tak kembali ke Sumatera Barat, kampung halaman mereka. Kali ini Ciledug, Tangerang Selatan menjadi tujuan mereka.
Di Ciledug, Andra Soni bisa melanjutkan sekolahnya setelah luntang lantung tak jelas selama beberapa waktu.
Semasa sekolah, Andra Soni kerap menginap di rumah teman-temannya, itu disebabkan karena kekurangan ongkos bolak-balik.
Salah satu orang yang kerap memberi tumpangan ke Andra Soni adalah keluarga Raden Muhidin Wiranata Kusuma, putra dari Raden Aria Adipati Wiranata Kusuma, Mendagri RI pertama.
Andra Soni berhutang budi pada keluarga ini, selain memberi tumpangan, mereka juga membiaya sekolahmya hingga lulus SMA.
"Dia yang melanjutkan saya sekolah sampai saya lulus SMA," kenang Andra Soni dalam sebuah kesempatan.
Jadi Kurir
Badai masalah ekonomi tak ada habis-habisnya menghantam Andra Soni, ujian yang sama menghujamnya bertubi-tubi.
Namun pelaut hebat tak lahir di lautan yang tenang. Ujian tak berujung itu membentuk Andra Soni menjadi laki-laki hebat, dia menjadi petarung ulung yang mustahil untuk menyerah pada keadaan.
Andra Soni yang sudah beranjak dewasa tak mau menyerah begitu saja ketika dirinya kembali dihantam masalah ekonomi saat dirinya mulai beranjak masuk kampus.
Baca Juga: Anies Baswedan dan Penyesalan Terbesarnya Setelah Gagal Nyagub di Pilkada Jakarta
Dia menyingkirkan jauh-jauh rasa gengsi dan memilih menjadi kurir untuk membiayai kuliahnya.
Gaji bulanannya yang tak seberapa harus ia sisihkan untuk ongkos kuliah dan biaya hidup sehari-hari.
Sialnya di penghujung masa kuliahnya di STIE Bakti Pembangunan program Diploma III, perusahaan tempat ia bekerja gulung tikar karena krisis moneter.
Andri Soni kemudian banting setir menjadi pengantar surat dan berhasil menuntaskan pendidikannya.
Pada episode ini, kehidupan Andra Soni perlahan berbalik setelah tangannya yang penuh keringat darah merengkuh ijazah yang ia impikan.
Di kemudian hari, Andra Soni menjadi salah satu pengusaha yang sangat sukses juga menjadi menjadi politisi yang dikelilingi keberuntungan yang tak pernah putus-putus.