PT Greenfields Diary Indonesia (Greenfields Indonesia) meresmikan fasilitas biogas di peternakan keduanya yang berlokasi di Blitar, Jawa Timur. Dengan kapasitas 12.000 m³, fasilitas ini menjadi reaktor biogas terbesar untuk sektor peternakan sapi perah di Indonesia. Fasilitas tersebut mampu mengelola limbah kotoran dari sekitar 10.000 ekor sapi setiap harinya.

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono B. Eng, mengapresiasi dan mendukung langkah nyata Greenfields Indonesia dalam mengelola limbah kotoran sapi secara berkelanjutan sekaligus mendukung program energi baru terbarukan nasional. Sudaryono mengatakan, peresmian fasilitas biogas dengan kapasitas 12.000 m³ oleh Greenfields bukan hanya menjadi bukti komitmen sektor swasta dalam pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, tetapi juga merupakan kontribusi nyata dalam mendukung program energi baru terbarukan nasional.

Baca Juga: Bersama JAPFA, Greenfields Impor dan Distribusikan 1.100 Ekor Sapi Perah Bunting Jenis Crossbreed ke Peternak Lokal

"Pengelolaan limbah peternakan yang terintegrasi dengan pemanfaatan energi terbarukan adalah bagian dari transformasi pertanian dan peternakan modern yang kita dorong bersama. Fasilitas ini menjadi reaktor biogas terbesar di sektor peternakan sapi perah di Indonesia, dan kami berharap hal ini dapat menjadi contoh bagi pelaku usaha peternakan lainnya di seluruh tanah air. Mari kita terus kolaborasi dan berinovasi untuk mewujudkan pertanian yang efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan demi ketahanan pangan dan energi bangsa," ungkapnya, dilansir pada Kamis, 31 Juli 2025.

Dalam kesempatan yang sama, CEO Greenfields Indonesia, Akhil Chandra mengatakan bahwa sebagai perusahaan dengan peternakan sapi perah terbesar di Asia Tenggara, Greenfields Indonesia terus memperkuat visi Greenfields Farming Philosophy, yaitu menjamin setiap produksi berjalan secara terintegrasi, bertanggung jawab dan berpihak pada keberlanjutan lingkungan sembari mendukung kesejahteraan komunitas lokal.

"Fasilitas biogas ini semakin menggaris bawahi komitmen kami pada pilar keberlanjutan, khususnya dalam memanfaatkan limbah peternakan sapi perah menjadi energi baru dan terbarukan, menciptakan nilai tambah bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, serta bentuk kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku," tambahnya.

Reaktor biogas dengan kapasitas 12.000 m³ yang dimiliki Greenfields Indonesia ini menjadi fasilitas biogas peternakan sapi perah terbesar di Indonesia. Fasilitas ini mampu mengelola limbah peternakan sapi perah dari 10.000 ekor sapi menggunakan teknologi biodigester menjadi gas metana dengan rata-rata produksi 7.200 m³/hari.

Richard A. Slaney, General Manager Farm Greenfields Dairy Indonesia, turut menjelaskan bahwa sistem biogas yang kami bangun selama hampir dua tahun ini dirancang sesuai standar baku mutu limbah terkini dan dapat membuka berbagai peluang baru, termasuk sebagai pembangkit listrik dan potensi untuk dikreditkan ke otoritas karbon kredit guna mengurangi emisi karbon.

"Gas metana yang diproduksi bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik hingga 15.800 kilowatt-jam per hari. Selain itu, gas metana ini juga dapat dimanfaatkan dalam bentuk cair terkompresi yang bernilai ekonomis tinggi dan mendukung program energi baru terbarukan nasional," ungkapnya.

Fasilitas biogas ini turut memproses limbah peternakan menjadi pupuk organik cair bagi tanaman rumput odot yang dimanfaatkan untuk pakan sapi. Pupuk organik cair ini juga digunakan untuk budidaya tanaman kopi di sekitar peternakan sehingga dapat meningkatkan nilai jual kopi lokal dengan sertifikasi organik.

“Greenfields Indonesia akan terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan limbah peternakan sebagai sumber daya yang bernilai dan mendorong penerapan praktik peternakan modern yang lebih bertanggung jawab, sehingga bersama-sama kita dapat mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih berkelanjutan dan rendah emisi,” tutup Akhil.