Growthmates, event IdeaFest 2024 baru saja digelar. Acara yang mengundang para entrepreneur dan pegiat industri kreatif untuk berdiskusi bersama dengan para pembicara inspiratif ini telah digelar selama tiga hari di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, 27-29 September 2024 lalu.
Adapun, IdeaFest 2024 pun menyajikan berbagai program menarik seperti IdeaTalks, IdeaFest X, IdeaFriends Forum, IdeaFest Night, Experiential Expo, Creative Market & Food Market oleh Semasa, hingga IP & Content Expo.
Telah berlangsung selama 13 tahun setiap tahunnya, berdasarkan hasil survey British Council tentang event festival di Indonesia, IdeaFest juga menjadi salah satu dari 31,03% festival di Indonesia yang telah bertahan lama lebih dari 10 tahun menjadi bagian kultural dalam masyarakat.
Ketika ditanya seputar tantangan industri kreatif masa kini, Co-Chair IdeaFest 2024, Ben Soebiakto, mengatakan bahwa setiap tahun, tantangan di industri ini berbeda-beda. Ia pun mengaku, cukup merasakan pergerakan dari industri kreatif yang cukup dinamikanya luar biasa specially dari 10 tahun terakhir.
Baca Juga: IDEAFEST 2024: Usung Tema Sarat Akan Makna hingga Hadirkan Inovasi IdeaFest X
“Kita cukup lumayan merasakan pergerakan dari industri kreatif yang cukup dinamikanya luar biasa, specially dari 10 tahun terakhir, meskipun kita mungkin paham kira-kira di 1-2 tahun terakhir ini kita juga melihat adanya gelombang yang luar biasa dari industri teknologi yang agak berguguran sehingga kita semua saatnya melihat kembali ide-ide baru gitu,” tutur Ben, saat menjadi pembicara di sesi IdeaFest, di jakarta, baru-baru ini.
Ben memaparkan, IdeaFest sendiri lahir 13 tahun lalu, berbarengan dengan dimulainya industri teknologi yang kian berkembang sampai hari ini, seperti adanya GoTo, Tokopedia, dan lain sebagainya. Karena hal itu, Ben pun merasa IDeaFest telah jadi saksi pasang-surut industri kreatif dan teknologi Tanah Air.
“Saat IdeaFest lahir 13 tahun lalu, kebetulan tahun 2011, itu berbarengan dengan dimulainya industri teknologi yang membuat kita semua berkembang sampai hari ini adanya GoTo, adanya Tokopedia dan sebagainya. Sehingga saya pikir ini menjadi apa ya, 13 tahun ini menjadi angka yang cukup panjang untuk melihat sudah lewat satu dekade kita menyaksikan perkembangan industri kreatif,” papar Ben.
Perjalanannya membawa IdeaFest hingga sekarang, diakui Ben, dilaluinya bukan tanpa tantangan. Menurutnya, perkembangan industri kreatif di Indonesia sendiri penuh dengan gejolak. Namun, ia optimis IdeaFest bisa terus secara aktif berkontribusi dalam pengembangan ekosistem ekonomi kreatif yang dinamis.
“Perjalanan kita sendiri penuh dengan gejolak, ya. Sebenarnya, menurut saya sebuah industri yang juga harusnya berjalan bersama dengan pemerintah karena biar bagaimanapun ini adalah industri yang berbasis ide. Jadi bagaimana kita bisa berkolaborasi itu adalah kunci atau keyword yang selalu dipakai sama IdeaFest,” tutur Ben.
Baca Juga: IdeaFest 2024 Jadi Enabler Kreativitas Anak Bangsa
Lebih jauh, Ben pun mengungkapkan ihwal lahirnya IdeaFest di tahun 2011. Menurutnya, IdeaFest sendiri dimulai dari suara-suara dari teman-teman komunitas, anak-anak desain, yang punya kesan yang sama bahwa kenapa industri kreatif di Indonesia itu sering diremehkan.
“Saat itu, orang-orang kreatif dianggap tidak mengkontribusikan sesuatu pada negara gitu. Tapi hari ini kita melihat bahwa melalui industri kreatif, melalui industri konten, banyak sekali content creator yang mengubah Indonesia, yang mengubah narasi-narasi baru, menciptakan opini-opini baru dan optimisme terhadap Indonesia dan juga teknologi-teknologi yang kreatif yang diciptakan sama anak bangsa,” tutur Ben.
Ben lantyas mengatakan, festival di Indonesia sendiri sebenarnya memainkan peran penting dalam menumbuhkan ekonomi kreatif yang beragam dan inklusif. Melihat peluang tersebut, IdeaFest pun ingin turut mendukung pengembangan kreativitas generasi muda, membangkitkan potensi para pelaku dan ekonomi kreatif.
Menurutnya, ke depannya sendiri, potensi ini masih dapat terus ditingkatkan melalui kolaborasi yang lebih erat antara pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat, sehingga ekonomi kreatif Indonesia dapat terus berinovasi, berdaya saing, dan berkontribusi lebih besar lagi bagi kesejahteraan bangsa.
“Kita merasa menjadi part bahwa kita harus terus melakukan kolaborasi ini bukan cuma sama pemerintahnya, tapi para pelakunya dan juga. Sebenarnya kan sektor bisnis itu saling berkaitan, karena kita melihat mungkin 10 tahun terakhir dengan adanya tTech industri itu banyak sekali investasi yang masuk, bukan cuman ke tech industrinya tapi impactnya juga ke film industry, ke music, entertainment, dunia konten, dll,” jelas Ben.
Ben pun mengatakan, dirinya melihat kolaborasi yang terbesar yang dirasakan 10 tahun ini, yakni adalah teknologi yang sudah sangat berubah, terutama sosial media, dan banyaknya digital platform yang membuat para kreator ataupun anak-anak kreatif yang sudah bisa meng-create sebuah ekonomi baru melalui industri kreatif.
“Jadi itulah yang yang melihat menjadi sebuah highlight bahwa kenapa ada 500 lebih pembicara, kenapa ada 160 sesi segitu banyaknya topik-topik dan opportunity yang ada di industri kreatif yang menurut saya ini adalah dalam 3 hari ini akan ada energi-energi baru yang saya harapkan, kita semua bisa meng-capture, kita bisa terinspirasi dan kita membuat pergerakan-pergerakan baru untuk Indonesia,” pungkas Ben.
Baca Juga: Debut Sejak 2011, Dua Kunci Utama Ini Jadi Cara IDEAFEST Pertahankan Eksistensi