Chief Executive Officer Alun Alun Indonesia, Catharina Widjaja, mengenang kembali perjalanan panjang merek ritel lokal tersebut sejak awal berdiri. Ia mengakui bahwa lima tahun pertama operasional menjadi masa yang paling berat dalam perkembangan Alun Alun Indonesia.

“Saya sangat surprise, karena 5 tahun pertama itu cukup berat,” ujarnya. 

Ia menjelaskan bahwa sekitar 18 tahun yang lalu, konsumen Indonesia belum terbiasa melihat produk lokal berkualitas dipajang di pusat perbelanjaan premium. 

“Karena untuk memajang produk-produk Indonesia di mall dengan kualitas yang baik ini, orang waktu itu, 18 tahun yang lalu itu masih sangat sungkan untuk membeli,” tuturnya.

Pada masa tersebut, banyak pengunjung datang hanya untuk melihat-lihat tanpa melakukan pembelian. Namun, kondisi itu perlahan berubah seiring meningkatnya edukasi dan apresiasi masyarakat terhadap produk lokal. Catharina mengungkapkan kebanggaannya menyaksikan transformasi tersebut. 

“Tapi sekarang kita sudah banyak loyal customers. Jadi buat kami, terutama saya, karena saya melihat dari permulaan, membanggakan, karena orang cinta sekali sekarang dengan produk Indonesia,” kata Catharina.

Menurutnya, sebagian besar produk yang ditawarkan Alun Alun Indonesia merupakan produk untuk wanita.

Baca Juga: Rayakan 18 Tahun Perjalanan, Alun Alun Indonesia Hadirkan Kolaborasi Eksklusif Bersama Tandamata x Torang Sitorus x Sodagaran x Matajitu

“Kalau dilihat dari produk yang kita ada ini, boleh dibilang semajority adalah produk-produk untuk wanita, walaupun ada juga untuk perempuan,” sambungnya.

Lebih jauh, Catharina menekankan bahwa keberhasilan Alun Alun Indonesia tidak lepas dari kontribusi para pengrajin lokal, yang sebagian besar adalah perempuan dan pelaku UMKM. 

“Dan yang terutama yang saya ingin sampaikan, bahwa pengrajin-pengrajinnya itu banyak dari wanita. Memang kita membantu UMKM, terutama UMKM wanita,” pungkasnya.

Perjalanan 18 tahun tersebut menjadi bukti bagaimana perubahan perilaku konsumen dapat membuka ruang bagi karya-karya lokal untuk berkembang di ranah premium. Dari masa ketika masyarakat hanya window shopping, kini semakin banyak pelanggan setia yang bangga membeli produk buatan negeri sendiri.