Program literasi merupakan salah satu program yang perlu digaungkan secara serius dan kontinyu karena memiliki manfaat yang luar biasa untuk masa depan bangsa. Program ini dapat dilakukan di mana saja dan oleh siapa saja, mulai dari media, komunitas, hingga sekolah. Pasalnya, meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat adalah pekerjaan rumah bagi semua pihak.
Salah satu penerapan program literasi yang sering ditemui adalah Program Literasi Sekolah (PLS) atau Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Gerakan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan budi pekerti siswa, meningkatkan awareness terhadap buku, dan meningkatkan minat baca para siswa.
Pada dasarnya, istilah literasi sebenarnya memiliki makna yang lebih luas lagi, bahkan lebih luas dari hanya membaca saja, melainkan juga menulis. Oleh sebab itu, harapan dari diselenggarakannya program ini adalah agar siswa dan seluruh warga di sekolah memiliki kemauan baca yang tinggi dan juga memiliki kemampuan untuk menulis yang baik.
Program ini kemudian berjalan dengan menghadirkan berbagai bentuk yang bisa diikuti oleh seluruh siswa dari berbagai kalangan usia. Secara umum berikut adalah sejumlah program di dalam PLS tersebut:
1. Jadwal Kunjungan Perpustakaan
Perpustakaan ibarat “gudang literasi”, semua bentuk kegiatan literasi bisa ditemukan dan dilakukan di sana. Oleh sebab itu, perpustakaan perlu dikelola dengan baik dan dikunjungi secara rutin.
Maka dalam PLS dibuat Program Kunjungan Perpustakaan, di mana para siswa memiliki jadwal rutin untuk berkunjung ke perpustakaan, sehingga bisa membaca lebih banyak buku setiap harinya.
Baca Juga: Bantu Tingkatkan Minat Baca Siswa, Ini 6 Penerapan Budaya Literasi di Lingkungan Sekolah, Yuk Simak!
2. Membaca Buku 15 Menit Sebelum Belajar
Selanjutnya, membiasakan siswa untuk membaca buku 15 menit sebelum belajar atau di pagi hari. Program ini sengaja dibuat agar membiasakan siswa mandiri dalam belajar dan juga mampu mencukupi kebutuhan membacanya tanpa harus mendapat penjelasan atau pengajaran dari guru.
3. Duta Literasi Sekolah
Duta literasi sekolah merupakan program yang digelar sekolah dengan cara memilih perwakilan siswa yang sudah diseleksi. Tujuan dari program ini adalah untuk mengetahui siapa saja yang memiliki minat baca tinggi dan paling produktif dalam menulis.
Harapannya siswa lain dapat termotivasi dan meniru kebiasaan literasi dari siswa yang menjadi duta.
4. Membuat Mading
Majalah dinding atau yang lebih sering disingkat mading merupakan media yang telah dikenal sejak dulu untuk menyajikan informasi secara menarik di sekolah.
Konten di dalamnya juga sangat beragam mulai dari info kegiatan di sekolah, cerpen, puisi, hasil kerajinan tangan siswa, dan lain sebagainya. Mading kemudian menjadi bagian dari literasi karena dapat menumbuhkan kreativitas siswa dan mereka jadi tertarik membaca karena tampilan yang menarik.
5. Poster-Poster
Berikutnya adalah program Poster-Poster atau Posterisasi, yakni program yang mewajibkan siswa secara bergiliran untuk membuat poster dengan ajakan positif. Sehingga poster ini bisa berisi kalimat motivasi, gambar dengan unsur motivasi, dan lain-lain.
6. Pohon Literasi
Sesuai dengan nama programnya, pohon literasi dilakukan dengan membuat replika pohon, bisa berupa gambar, kertas yang ditempel, atau pohon 3 dimensi.
Setiap daun di Pohon Literasi kemudian mencantumkan nama siswa di kelas tertentu beserta cita-cita dan hasil karya tulisnya. Bisa juga mencantumkan informasi lain yang dianggap menarik. Satu kelas kemudian memiliki 40 siswa, maka satu Pohon Literasi memiliki 40 helai daun.
Baca Juga: Cerdas Berkarakter Melalui Budaya Literasi, Ciptakan SDM Unggul dan Berkualitas
7. Pojok Literasi
Pojok literasi adalah tempat pilihan yang disediakan oleh sekolah untuk para siswa membaca buku. Jadi, setiap sekolah menyediakan pojok literasi ini diisi dengan rak buku dan kursi sekaligus meja untuk membaca, atau bisa juga membaca dengan lesehan di atas karpet.
Pojok ini bisa diambil di salah satu pojok di kelas, kantin, sampai pojokan lainnya yang nyaman dan memadai. Pojok ini akan menarik minat siswa untuk mengisi waktu istirahat dengan membaca, begitu pula saat jam pelajaran kosong.